AKU SUKA
PACAR SAHABATKU
Ada 4
cowok ditolak cintanya pada Titi, mereka adalah Wiwi, Aan, Kaka dan Mumu
meskipun Mumu sudah punya mimi. Mereka ditolak mentah-mentah sama Titi, Titi
Cuma bisa mengusir mereka jauh-jauh dari depan mukanya. Titi langsung bilang “
Sorry, aku tidak suka sama kalian!!“. ketampanan dan kepintaran tak buat Titi
nerima cowok-cowok itu, meskipun
Titi jutek dan rada galak tapi cowok-cowok itu gak pernah kehabisan ide buat
bikin hati Titi kelepek-kelepek.Hari senin seusai Ritual pagi tiba-tiba Titi
pingsan. Kontan cowok-cowok itu rebutan nolongin Titi. Tapi ada satu cowok yang
dengan sigap bawa Titi ke Ruang Kelas.“Titi….kamu gak apa-apakan? “Rintih
Lili.“Huhh, gue cuma belum sarapan kok!” seru Titi nenangin Lili yang gelisah.
“Ngomong-ngomong, siapa yang ngangkut gue ke sini? Jangan bilang salah satu dari
cowok-cowok itu yang ngangkat gue!”.“Didi yang gendong Lo kesini. Lo mau
dibeliin makan apa? Gue beliin ya?.“O, Didi, sampein makasi ya Li. Ga usah
repot-repot. Sebenernya Titi seneng banget, ternyata yang gendong dia ke Ruang
Kelas Didi, cowok yang selama ini dia cintai. Tapi kalo inget kenyataannya Didi
pacaran sama Lili, Titi Cuma bisa nahan perasaan bahagianya itu. Kemudian Didi
memberi saran dengan Berkata “ Tolak mereka dengan cara baik-baik, ok!!!”. “ ok
“ seru Titi.
Hari berikutnya di kampus, Titi berusaha menjalankan saran
dari Didi. Bahkan setiap rayuan dari cowok-cowok itu ia ladeni. Mungkin perubahan Titi buat
cowok-cowok itu suatu hal yang luar
biasa. Tiba-tiba Didi pun datang sambil sedikit marah. Titi pun menghentikan
langkahnya dan menatap mata Didi dalam-dalam, tanpa sadar butiran air mata udah
membajiri pipi Titi. Dalam hati Titi berfikir betapa Didi mencintai Lili,
sampai Didi marah seperti itu, lalu bagaimana dengan rasa cinta yang Titi
miliki buat Didi. Dalam benaknya Titi merasa gak punya kesempatan buat memiliki
Didi, perasaan yang dia miliki buat Didi tidak mungkin terbalas. Lili bertanya
dengan lembut “ kenapa kamu kok menangis,Ti ??”. “ bukan urusan kamu “ bentak
Titi dengan ketus. Di lain tempat pun, Titi hanya bisa menangis. Membanyangkan
betapa Didi mencintai Lili dan begitu memperhatikan Lili. Sementara sikap Didi
kemarin membuatnya sakit hati. Di lain hati Titi merasa bersalah pada Lili, ia
merasa sangat mementingkan perasaannya sendiri, jika saja Lili tau dirinya
mencintai Didi, Lili pasti akan sangat terluka. Titi menimbang-nimbang
perasaannya, perasaan sayangnya pada Lili, perasaan cintanya pada Didi. Hari
berikutnya di sekolah, Didi mendatangi Titi saat kelas masih sepi. Titi
menyadari kedatangan Didi, tapi pandangan Titi tetap tertuju pada layar ponsel
yang ia genggam.“Kita perlu bicara Ti!” Ungkap Didi menarik lengan Titi. “Kemaren
aku bikin cewek mu nangis! Kamu kesini mau bentak aku lagi, Hah?” ujar Titi. “Bukan
itu masalahnya, Ti!” jelas Didi. “Aku minta kamu pergi dari hadapan ku!
Sekarang!” bentak Titi. Lili sakit Ti! Lo harus liat dia! Dia butuh Lo!” Seru
Didi meninggalkan kelas Titi. Lili sakit, batin Titi terus terusik oleh dua
kata itu, Titi merasa bersalah, dia gak pernah bertengkar sehebat ini dengan
Lili, apalagi sampai Lili jatuh sakit. Sepulang kuliah TIti bertekad untuk
meminta maaf pada Lili, sekalian menengok cewek manja yang masih ia anggap
sebagai sahabat itu. Tanpa canggung lagi Titi langsung menaiki anak tangga
menuju kamar Lili, langkahnya terhenti saat Titi mendengar percakapan Lili
dengan Didi. “Sampai kapanpun, aku bakal selalu sayang sama kamu Li, aku gak
peduli seberapa banyak rintangannya, aku bakal selalu cinta sama kamu” seru
Didi. “Jangan! Aku gak mau nyakitin Titi, aku gak mau persahabatan aku sama
Titi berantakan. Aku yakin, kalo Titi juga suka sama kamu Di. Kamu bisa cari
cewek lain yang lebih baik dari aku” jelas Lili dengan isak tangis yang semakin
keras.
“Aku bakal nunggu sampe Titi lupain aku dan dia jatuh cinta
sama cowok lain. Biar kita bisa bersama lagi Li”.“Apa kita bakal kuat? Apa kamu
bakal tetap mencintai aku? Kalo Titi gak bisa lupain kamu gimana?”.“Kenapa kamu
jadi pesimis Li! Kita berharap yang terbaik buat kita aja! Ok! Gak ada alasan
lain, selamanya aku bakal mencintai kamu Li!”. Kemudian Lili memainkan musik
dan mereka pun berduet dengan lagu 1 atau 2 pilih aku atau dia sampai selesai.
Setelah Mendengar perbincangan serta nyanyian dari Lili dan Didi, Titi mutusin
buat pergi dan gak nemuin Lili. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Titi
menangis, betapa Lili menyayanginya, demi dirinya Lililebih rela berpisah
dengan Didi. Titi mencoba mengingat perjalanan hidupnya bersama Lili, sejak
mereka berkenalan, Lili selalu baik dan selalu mengalah. Dan untuk kali
ini,keputusan Titi udah bulat, jika selama ini LIli yang selalu mengalah,
kenapa Titi gak bisa mengalah untuk sahabatnya itu.
Esok hari di sekolah, Titi udah liat sosok Lili duduk di
kursinya dengan senyuman termanisnya. Titi sangat bahagia melihat sahabatnya
udah sembuh, tanpa pikir panjang Titi berlari menghampiri Lili dan memeluknya
erat. “Li, aku suka sama Didi, Tapi kamu jangan putus sama Didi Cuma gara-gara
aku” ujar Titi. “kamu tidak bisa maksa aku, Ti!!!, aku sudah tidak punya
hbungan apa-apa lagi sama Didi. Kita coba cari cowok lain yang berbeda” sahut
Lili. Titi pun membalas “maafin aku, Li!! Aku terlalu egois. Aku akan berusaha
lupain Didi demi kamu”. Mungkin usaha
Titi buat lupain Didi butuh waktu yang lama. Selama Titi belum bisa lupain
Didi, Lili dan Didi gak akan bersatu. Kini Titi terang-terangan nunjukin
perasaan sukanya sama Didi pada Lili, bahkan Lili sering godain Titi. “ntar
kamu sakit hati, Li klo aku beneran jadian sama Didi” ujar Titi dengan
bercanda. “aku kan sudah pernah merasakan jadi pacar Didi, Ti” sahut Lili
dengan bercanda pula. “bukannya kita mesti cari cowok yang berbeda, Li. Kenapa
kita memperhatikan Didi terus” ujar Titi. “haha.... kita hunting cowok lagi
yuck, yang banyak” sahut Lili. “ok deh, yuk” jawab Titi dengan tertawa.
Mereka
tertawa bersama di kantin sekolah, kini Titi, Lili dan Didi memendam perasaan
mereka sendiri-sendiri. Titi berusaha keras melupakan cintanya pada Didi,
sementara Lili dan Didi tetap menjaga hati mereka dan menunggu Titi mencintai
cowok lain agar mereka bisa bersama lagi.
KARANGAN
CERITA INI BERSIFAT FIKTIF BELAKA APABILA ADA KESAMAAN DARI NAMA KARAKTER,
TEMPAT, SUASANA, ALUR CERITA ITU HANYA KEBETULAN SAJA DAN TIDAK DI ADA-ADA.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Kesimpulan Cerita diatas yaitu :
“ Janganlah
kalian berharap apapun kepada orang bila orang itu sama sekali tidak memperdulikan kita.
“ Janganlah berebut soal cinta bila cinta itu belum
menenal isi hati kita.
“ Janganlah
kalian berpacaran dan bertunangan dengan 1 cowok maupun cewek, berpacaranlah
dengan 10 cewek/cowok, bertunanganlah dengan 5 cewek/cowok, dan menikahlah dengan 1 cewek/cowok
“ Jadilah Diri
Sendiri Sebab Diri Sendiri itu sebagai kunci dan pedoman kita hidup di dunia.
“ Bila Teman-teman binggung soal kesimpulan diatas, pegangan
tiang ato ke.laut aja.